• ,
  • - +

Kabar Perwakilan

Atasi Atrean, Harusnya Ada 5 SPBU. Ombudsman RI Soroti SPBU di Ibu Kota Kaltara
PERWAKILAN: KALIMANTAN UTARA • Kamis, 13/06/2019 •
 
MENGULAR: Pemandangan di SPBU yang ada di Ibu Kota Kaltara, Tanjung Selor. Terlihat cukup banyaknya kendaraan yang mengatre demi mendapatkan BBM./RACHMAD RHOMADHANI/RADAR KALTARA

PROKAL.CO, TANJUNG SELOR - Antrean yang kerap terjadi di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang ada di Ibu Kota Kaltara, Tanjung Selor hingga pengisian Bahan Bakar Minyak (BBM) dari pengendara yang dianggap tak wajar. Hal itu diketahui mendapat sorotan juga dari pihak Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Kaltara.

Dikatakan Kepala Ombudsman RI Kaltara, Ibramsyah Amirudin bahwa kedua permasalahan tersebut seharusnya saat ini tak terjadi lagi. Apalagi, daerah ini merupakan pusat dari ibu kota provinsi termuda di Indonesia. Sehingga memang pelayanan setidaknya harus lebih baik bahkan prima.

"Mungkin kedepannya perlu suatu kebijakan. Yang mana, jangan sampai kendaraan yang sama berkali-kali mengisi BBM di SPBU. Anggap saja, mobil mengisi penuh BBM. Maka, setidaknya BBM itu akan habis di waktu hari ke-4. Tidak pada hari itu juga," ungkapnya saat diwawancara awak media Radar Kaltara.

Akan tetapi, lanjutnya, berbeda halnya dengan mobil travel. Di mana memang wajar jika pengisian itu pada hari yang sama bisa dua kali. Karena memang jarak tempuhnya jauh sehingga BBM akan terkuras lebih cepat. Misal, jaraknya antara Bulungan-Berau atau Bulungan-Malinau. "Hal-hal seperti ini perlu menjadi perhatian. Jangan sampai petugas mengetahui kendaraan itu berulang kali mengisi dan membiarkannya," tegas pria yang akrab disapa Ibram ini.

Dikatakannya juga, antrean panjang saat mengisi di SPBU ini memang nyaris menjadi pemandangan setiap pekannya. Bahkan, bisa setiap hari lantaran mereka menunggu distribusi BBM. Dan ini, memang harus adanya suatu evaluasi. Termasuk, pada pengisian BBM yang menggunakan wadah lain. "SPBU yang ada di ibu kota ini seharusnya dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Semua harus beroperasi dan melayani masyarakat dalam pengisian BBM. Sementara, mengenai adanya suatu kendala-kendala setidaknya dapat segera dicarikan solusi," katanya.

Meski, dikatakannya kembali, keberadaan SPBU di Tanjung Selor ini masih kurang. Setidaknya harus ada 4 atau 5 SPBU sehingga masyarakat dapat terlayani pengisian BBM dengan baik. "Saya yakin, ketika SPBU ini keberadannya mencukupi atau lebih dari yang ada saat ini. Maka, antrean bisa tak terjadi lagi," tuturnya.

Untuk itu, tambahnya, diharapkan bahwa saat ini SPBU yang ada dahulu dapat berjalan secara maksimal. Atau tidak lagi bertumpu pada salah satu SPBU seperti yang belakangan ini terjadi sembari memperbaiki pola-pola yang ada. "Diharapkan juga pembangunan SPBU yang baru pun dapat segera terselsaikan. Sehingga dari penambahan itu dapat mengurangi jumlah antrean kendaraan," harapnya.

Sementara, seperti diberitakan sebelumnya, permasalahan di SPBU ini pun disorot oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltara. Hanya, sorotannya di sini lebih kepada kebijakan pihak PT. Pertamina terkait pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan menggunakan wadah lain di Bulungan. Hal itu dikatakan Kepala Dinas ESDM Kaltara, Ferdy Manurung Tanduklangi.

Sebab, kebijakan tersebut tidak tepat untuk diterapkan lantaran armada transportir BBM saat ini hanya tiga dan melayani Bulungan KTT dan Malinau. Kemudian yang menjadi sorotan pihaknya terkait kebijakan dapat membeli BBM dengan wadah lain seperti jerigen. "Pertamina janji akan ada penambahan armada. Armadanya milik Elnusa hanya tiga melayani Bulungan, KTT dan Malinau. Kita harapnya untuk Kaltara menggunakan wadah lain tidak diperbolehkan," ucap Ferdy Manurung Tanduklangi kepada Radar Kaltara, Selasa (11/6).

Dijelaskan, dengan tiga armada kemudian distribusi BMM dilakukan dua hari sekali tentunya membuat SPBU padat dan BBM langsung habis. Ditambah lagi warga dapat membeli dengan wadah lain. Ini yang membuat masyarakat kehabisan BBM di SPBU. "Armadanya datang dua hari sekali. Orang beli pakai wadah lain. Sebelumnya Pertamina oke kan (tidak menerapkan kebijakan pembelian BBM menggunakan wadah lain) waktu pertemuan di Tarakan. Dan sampai sekarang hanya himbauan. Tidak ada penegasan," tegasnya.

Sementara, Sales Eksekutif Retail III PT. Pertamina Wilayah Kaltara Andi Reza Ramadhan menyampaikan, saat ini jumlah armada transportir BBM ada lima unit. Namun pihaknya menegaskan lima armada ini melayani Bulungan dan KTT saja. "Hanya dua Bulungan dan KTT. Malinau tidak masuk. Di KTT ada satu SPBU dan Bulungan ada tiga SPBU. Dan untuk update saat ini lima armada sudah melayani. Insya Allah kita siap all out untuk lima kendaraan ini," jelasnya ketika dikonfirmasi.

Menurutnya, terkait kebijakan menggunakan wadah lain di Bulungan sendiri masih berlaku. Sedangkan, untuk wilayah lain jika itu BBM non subsidi tidak ada masalah. Dan terkait keinginan agar kebijakan menggunakan wadah lain ini tidak diberlakukan, ia mengaku sudah diakomodir. Namun, untuk menerapkan itu tentunya membutuhkan waktu. Sebab, selama ini yang diketahui masyarakat pemebelian BBM non subsidi dengan wadah lain bisa dilakukan. Dengan begitu, butuh proses mulai dari memberikan edukasi kepada masyarakat.

"Sekarang mobil sudah lima kebijakan juga sudah kita akomodir. Berjalannya pelarangan butuh waktu pastinya. Jadi otomatis butuh edukasi dan dari kami cuma bisa mengingatkan. Sedangkan sikap masyarakat kan ada yang mengerti ada yang tidak," kisahnya.

Menurutnya, PT. Pertamina sudah mengambil langkah untuk menghimbau. Untuk memaksimalkan butuh dukungan dari sejumlah pihak. "Jika itu hanya berjalan di satu sisi, kami rasa itu berat. Nanti, katakanlah saat dijalankan, ada yang tidak terima SPBU dibakar atau operator mau dibacok atau apalah. Itu menjadi risiko SPBU sendiri tidak ada backup dari yang lain seperti apa. Kalau jalankan kami sudah jalankan. Di Sengkawit sepertinya sudah tidak ada seperti itu," sambungnya.

Sedangkan, pihak Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Sengkawit sendiri mengklaim, lambatnya pasokan BBM yang didistribusikan PT. Pertamina menjadi pemicu terjadinyan antrean panjang. Pengelola SPBU Sengkawit, Yusuf merincikan, selama ini armada yang mendistribusikan tidak pasti, bahkan dalam sehari hanya ada satu hingga dua armada saja. tentu hal itu tidak mencukupi kebutuhan BBM masyarakat. "Sebelum lebaran kita di drop empat armada, tentu jumlah itu tidak akan dapat memenuhi BBM masyarakat," singkat Yusuf.

Jika ingin kebutuhan BBM terpenuhi paling tidak ada enam armada yang drop BBM ke SPBU. Selain armada yang mendistribusikan terbatas, keterlambatan armada juga menjadi salah satu penyebab antrean. "Selama ini kan hanya SPBU kita saja yang masih aktif melayani masyarakat, kalau SPBU di Jalan Katamso jarak aktif," imbuhnya.


Loading plugin...



Loading...

Loading...
Loading...


Loading...
Loading...