Hukum Siswa Jilat WC, Ombudsman Minta Oknum Guru di Sergai Tidak Difungsikan Sebagai Pendidik
Medan : Ombudsman RI Perwakilan Provinsi Sumatera Utara meminta oknum guru SD yang tega membiarkan siswanya membersihkan WC sekolah di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai), Provinsi Sumatera Utara, untuk tidak lagi difungsikan sebagai guru. Â
"Kalau dia dipindahkan ke sekolah lain dan tetap menjadi guru, menurut Ombudsman itu bukan solusi. Karena itu hanya akan memindahkan peristiwa ke sekolah lain," kata Kepala Perwakilan Ombudsman RI Provinsi Sumatera Utara, Abyadi Siregar, usai bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sergai, Jumat (16/3/2018).
Abyadi menegaskan, permintaan itu disampaikan Ombudsman karena melihat perilaku oknum guru tersebut yang sebelumnya juga pernah melakukan kekerasan pada siswanya. Â Â
"Tahun 2012 guru ini sudah pernah membuat surat pernyataan untuk tidak lagi melakukan kekerasan atau pemukulan kepada siswa. Kita melihat dia tidak bisa menjadi guru. Kita khawatir jika dia tetap menjadi pendidik, dia akan melakukan hal yang sama," ujar Abyadi.
Abyadi Siregar menjelaskan, pihaknya juga datang ke SD Negeri 104302, di Desa Cempedak Lobang, Sei Rampah, Sergai untuk menggali informasi mengenai kebenaran peristiwa tersebut.
Berdasarkan penuturan teman-teman korban kepada Ombudsman, hukuman menjilati WC tersebut merupakan permintaan dari korban sendiri. Namun, oknum guru tersebut justru membiarkannya. Bahkan ia meminta sejumlah murid mengawasi korban secara bergantian.
Menurut Abyadi, sebagai guru, seharusnya tidak menyetujui atau membiarkan siswanya melakukan hal tersebut sekalipun tawaran itu dari siswa.
"Ini yang kita sesalkan. Seorang guru semestinya tidak membiarkan itu. Ini malah menyuruh siswa lain untuk mengawasi. Maka kita sampaikan tadi ke kadis supaya dia ditarik jadi staf saja, jangan lagi berinteraksi dengan siswa," tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sergai, Joni Walker berjanji akan menindaklanjutinya dan akan menyampaikannya kepada Bupati Sergai.
