• ,
  • - +

Kabar Perwakilan

Sidak Ruang Isolasi RSUD Tarakan
PERWAKILAN: KALIMANTAN UTARA • Selasa, 10/03/2020 •
 
Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan Kaltara saat sidak RSUD Tarakan untuk persiapan ruang isolasi pasien Covid-19. (foto : Bakuh Dwi Tanjung)

TARAKAN - Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Kaltara lakukan inspeksi mendadak (Sidak) terhadap kesiapan ruang isolasi yang dimiliki Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tarakan, kemarin (9/3).

Dari pantauan media ini, ORI Perwakilan Kaltara memasuki ruang isolasi yang nantinya disiapkan bagi pasien yang terinfeksi Covid-19. Mulai dari alat pelindung diri (APD) hingga Circuit Closed Television (CCTV) yang turut diperhatikan.

Dikatakan Kepala ORI Perwakilan Kaltara, Ibramsyah Amiruddin, sidak dilakukan untuk melihat kesiapan RSUD Tarakan. Apabila akan menangani pasien yang terkena virus Covid-19. RSUD Tarakan saat ini hanya mempunyai 4 ruang isolasi.

"Jika suatu waktu ada lebih dari 4 pasien. Maka kita minta koordinasi dengan Wali Kota Tarakan. Minimal rumah sakit kota bisa menjadi rujukan," jelasnya. Meski ruang isolasi tersebut masih sederhana, pihaknya menyarankan untuk memaksimalkan sarana. Termasuk tenaga perawat, untuk sigap dalam menangani pasien.

"Tadi CCTV saya tes hingga sehabis memakai APD. Bukan cuma masker ya, kalau bisa APD ini juga diantisipasi," ucapnya. ORI Perwakilan Kaltara akan terus memantau dan mengkoreksi rumah sakit.

Sementara itu, Dokter Spesialis Paru RSUD Tarakan, Nila Kartika Ratna menyatakan, petugas perawat yang berada di ruang isolasi ada 30 orang, dibagi dalam tiga shift. Petugas dari perawat, dokter, laboratorium dan radiologi sudah berjaga di ruang tersebut.

"Bila ada terduga pasien, akan di tempatkan di ruang UGD (Unit Gawat Darurat) terlebih dahulu. Setelah itu akan dibawa ke ruang isolasi," tuturnya.

Sebelum mendapat perawatan di UGD, lanjut Nila, akan mendapat informasi oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). "Sesuai dengan kriteria untuk dirawat, akan kami rawat di isolasi. Pokoknya sampai dia (pasien) sembuh langsung kita pulangkan," tuturnya.

Penanganan terhadap merebaknya wabah virus corona, juga dilakukan Pemkot Tarakan bersama stake holder terkait. Menurut Wali Kota Tarakan Khairul, upaya penanggulangan dan pencegahan melalui rapat koordinasi teknis sudah dilakukan sejak mulai merebaknya wabah virus corona pada Januari lalu.

Selain itu, Pemkot Tarakan telah mengeluarkan surat edaran yang ditujukan kepada masyarakat dan stake holder untuk pencegahan dan penanggulangan virus corona.

"Kita evaluasi, karena memang hasil upaya pencegahan yang dilakukan di Indonesia ternyata ada yang lolos masuk. Sekarang sudah ada yang terdeteksi enam kasus itu," ujar Khairul.

Jika sebelumnya pengawasan lebih banyak dilakukan di entry point, sekarang masyarakat harus bergerak untuk melakukan pemantauan. Mulai dari camat, lurah, puskesmas, termasuk elemen aparat keamanan seperti Babinsa dan Bhabinkamtibmas.

Dalam rapat tersebut, Pemkot Tarakan mengundang pengusaha apotek dan distributor alat kesehatan. Untuk mengkonfirmasi informasi akan kelangkaan masker dan harganya yang mahal.

"Persoalannya sekarang memang stoknya tidak ada. Kita pun kalau minta misalnya dari Jakarta atau dari distributor itu memang harganya sudah naik," bebernya. Jadi sebenarnya yang paling penting lakukan sanitasi, kebersihan diri, daya tahan tubuh dan konsumsi makanan yang bergizi.

Di pihak lain, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Tarakan juga melakukan koordinasi dengan stake holder terkait yang beroperasi di pelabuhan.

"Intinya untuk pencegahan secara dini, wabah virus corona. Sehingga di pelabuhan Tarakan dapat meminimalisir permasalahan, dapat mencegah kira-kira penyebaran virus corona," ujar Kepala KSOP Kelas III Tarakan, Agus Sularto.

Hasil pertemuan, akan melakukan langkah-langkah pencegahan, termasuk terhadap penumpang kapal Pelni. Di antara melakukan penyemprotan disinsektan di terminal penumpang dan memeriksa setiap penumpang kapal dengan alat pendekteksi suhu badan.

Sedangkan untuk kapal asing, Agus mengaku telah berkoordinasi dengan Pelindo dan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk melakukan pencegahan lebih awal. Jika menemukan kru kapal yang suhu badannya tinggi, akan berkoodinasi dengan KKP untuk penanganannya. Kapal akan dicegah untuk sandar di pelabuhan dan menyiapkan labu karantina. Menurut Agus, saat ini masih memesan alat pendeteksi suhu tubuh untuk menambah peralatan yang ada. (*/sas/mrs/uno)





Loading...

Loading...
Loading...


Loading...
Loading...